Friday, February 11, 2011

Air Tawar Segar di Kedalaman Samudera

Dan Dialah yang membiarkan dua laut mengalir (berdampingan); yang ini tawar lagi segar dan yang lain asin lagi pahit; dan Dia jadikan antara keduanya dinding dan batas yang menghalangi." (Q.S Al Furqan:53)

Jika Anda termasuk orang yang gemar menonton acara televisi `Discovery' pasti kenal Mr.Jacques Yves Costeau, ia seorang ahli kelautan (oceanografer) dan ahli selam terkemuka dari Perancis. Orang tua yang berambut putih ini sepanjang hidupnya menyelam ke berbagai dasar samudera di seantero dunia dan membuat film dokumenter tentang keindahan alam bawah laut untuk ditonton jutaan pemirsa di seluruh dunia.

Pada suatu hari ketika sedang melakukan eksplorasi di bawah laut, tiba-tiba ia menemukan beberapa kumpulan mata air tawar-segar yang sangat sedap rasanya karena tidak bercampur/tidak melebur dengan air laut yang asin di sekelilingnya, seolah-olah ada dinding atau membran yang membatasi keduanya.

Fenomena ganjil itu membuat penasaran Mr. Costeau dan mendorongnya untuk mencari tahu penyebab terpisahnya air tawar dari air asin di tengah-tengah lautan. Ia mulai berpikir, jangan-jangan itu hanya halusinansi atau khalayan sewaktu menyelam. Waktu pun terus berlalu setelah kejadian tersebut, namun ia tak kunjung mendapatkan jawaban yang memuaskan tentang fenomena ganjil tersebut.

Sampai pada suatu hari ia bertemu dengan seorang profesor muslim, kemudian ia pun menceritakan fenomena ganjil itu. Profesor itu teringat pada ayat Al Quran tentang bertemunya dua lautan (surat Ar-Rahman ayat 19-20) yang sering diidentikkan dengan Terusan Suez. Ayat itu berbunyi "Marajal bahraini yaltaqiyaan, bainahumaa barzakhun laa yabghiyaan..." artinya "Dia biarkan dua lautan bertemu, di antara keduanya ada batas yang tidak bisa ditembus." Kemudian dibacakan surat Al Furqan ayat 53 di atas. Selain itu, dalam beberapa kitab tafsir, ayat tentang bertemunya dua lautan tapi tak bercampur airnya diartikan sebagai lokasi muara sungai, di mana terjadi pertemuan antara air tawar dari sungai dan air asin dari laut. Namun tafsir itu tidak menjelaskan ayat berikutnya dari surat Ar-Rahman ayat 22 yang berbunyi "Yakhruju minhuma lu'lu`u wal marjaan" artinya "Keluar dari keduanya mutiara dan marjan." Padahal di muara sungai tidak ditemukan mutiara.

Terpesonalah Mr. Costeau mendengar ayat-ayat Al Qur'an itu, melebihi kekagumannya melihat keajaiban pemandangan yang pernah dilihatnya di lautan yang dalam. Al Qur'an ini mustahil disusun oleh Muhammad yang hidup di abad ke tujuh, suatu zaman saat belum ada peralatan selam yang canggih untuk mencapai lokasi yang jauh terpencil di kedalaman samudera. Benar-benar suatu mukjizat, berita tentang fenomena ganjil 14 abad yang silam akhirnya terbukti pada abad 20. Mr. Costeau pun berkata bahwa Al Qur'an memang sungguh-sungguh kitab suci yang berisi firman Allah, yang seluruh kandungannya mutlak benar. Dengan seketika ia pun memeluk Islam.

Allahu Akbar...! Mr. Costeau mendapat hidayah melalui fenomena teknologi kelautan. Maha Benar Allah yang Maha Agung. Shadaqallahu Al `Azhim. Rasulullah s.a.w. bersabda: "Sesungguhnya hati manusia akan berkarat sebagaimana besi yang dikaratkan oleh air." Bila seorang bertanya, "Apakah caranya untuk menjadikan hati-hati ini bersih kembali?" Rasulullah s.a.w. bersabda, "Selalulah ingat mati dan membaca Al Quran."


Sumber: Majalah Percikan Iman, Edisi 4 Tahun II

Perkembangan Ikan 2

Disadur dari : http://aquaculture-unri.blogspot.com/2009/05/literatur-perikanan.html

Secara umum yang dimaksud dengan ikan adalah hewan vertebrata yang berdarah dingin yang hidup di air, perkembangan dan keseimbangan menggunkan sirip pada umumnya bernapas dengan insang sedangkan ilmu pengetahuan yang membahas tentang ikan dan segala aspek yang berhubungan dengannya adalah Ikhtiologi (Ridwan, 1980).

Ikan adalah hewan yang bertulang belakang (vertebrata) yang berdarah dingin (poikilothermal) dimana hidupnya dilingkungan air, pergerakan dan keseimbangan dengan menggunakan sirip serta pada umumnya bernafas dengan insang. (Raharjo, 1980).


Ikan adalah kelompok vertebrata yang paling besar jumlahnya.
Ikan mendominasi kehidupan perairan diseluruh permukaan bumi. Jumlah spesies ikan yang telah berhasil dicatat adalah sekitar 21000 spesies dan diperkirakan berkembang mencapai 28000 spesies. Jumlah spesies ikan yang hidup dipermukaan bumi adalah 21.723 spesies, sementara jumlah spesies vertebrata yang ada diperkirakan sekitar 43.173 spsies(NELSON, 1984).

Para Ahli memperkirakan ada sekitar 20.000 spesies malahan ada yang menduga sampai 40.000 spesies ikan yang mendiami permukaan bumi, menurut Lagler et al (1977) persentase masing-masing kelompok dalam vertebrata sebagai berikut: Pisces (48,1%), Aves (20,7%), Reptilia (14,4%), Mammalia (10,8%) dan Amphibia (6%). Ikan merupakan salah satu organisme yang termasuk kelompok vertebrata yang beraneka ragam dan mendominasi kehidupan air di permukaan bumi.


Ikan adalah salah satu diantara organisme pada kelompok vertebrata dan yang paling besar jumlahnya. Ikan mendominasi kehidupan di air seluruh permukaan bumi. Jumlah spesies ikan yang berhasil dicatat adalah sekitar 21.000 spesies dan diperkirakan akan berkembang mencapai 28.000 spesies.
Jumlah ikan yang hidup dimuka bumi adalah 21.723 spesies (Nelson, 1984)

Nelson (1984)
memperkirakan bahwa jumlah spesies ikan yang hidup dimuka bumi ini adalah 21.723 spesies, sementara jumlah spesies vertebrata yang ada di perkirakan sekitar 43.173 spesies. Namun hal demikian harus dimaklumi bahwa penemuan spesies ikan baru terus berlangsung setiap tahun, dan jauh lebih cepat dibandingkan dengan penemuan spesies hewan lain, seperti bangsa burung atau hewan vertebrata lain (Davi dan Chounard, 1980).

Ikan merupakan makanan manusia yang paling utama sejak awal abad dari sejarah manusia.
Daging ikan banyak mengandung protein dan lemak, seperti juga pada daging-daging hewan ternak. Daging ikan mudah dicerna dibandingkan tumbuh-tumbuhan. Kadar protein dalam ikan dapat mencapai 13-20%, sedangkan 50-80% berupa air dan selebihnya lemak. Daging ikan banyak mengandung vitamin terutama hatinya. Vitamin tersebut dapat diperoleh dari plankton secara langsung maupun tidak langsung, yang menjadi makanan ikan. Mengingat bahwa ¾ dari permukaan bumi tertutup dari lautan dan banyak perairan tawar yang dihuni bermacam-macam ikan (Djuanda, 1981).

Secara teori para ahli memperkirakan ada sekitar dua puluh ribu sampai dengan empat puluh ribu spesies yang mendiami permukaan bumi ini, dan empat ribu diantaranya menghuni perairan Indonesia baik laut, payau dan perairan tawar. Jumlah spesies ikan yang tercatat di daerah Riau diperkirakan mencapai tiga ratus spesies ikan. Dari jumlah tersebut antara spesies yang satu dengan yang lainnya sudah tentu memiliki beberapa kesamaan dan identifikasi, yang pada dasarnya dapat dijadikan sebagai dasar pengklasifikasian (Manda et al, 2005).


Dalam perairan Indonesia yang sangat luas ini mengandung ± 6000 jenis ikan yang belum teridentifikasi dan ini merupakan Sumberdaya hayati perikanan yang potensial bila dikelola secara maksimal. Tanpa menggangu kelestarian sumberdaya tersebut sehingga akan memberikan sumbangan yang berarti bagi kesejahteraan masyarakat (Effendie, 1979).

Perkembangan Ikan

Disadur dari :

Secara umum yang dimaksud dengan ikan adalah hewan vertebrata yang berdarah dingin yang hidup di air, perkembangan dan keseimbangan menggunkan sirip pada umumnya bernapas dengan insang sedangkan ilmu pengetahuan yang membahas tentang ikan dan segala aspek yang berhubungan dengannya adalah Ikhtiologi (Ridwan, 1980).

Ikan adalah hewan yang bertulang belakang (vertebrata) yang berdarah dingin (poikilothermal) dimana hidupnya dilingkungan air, pergerakan dan keseimbangan dengan menggunakan sirip serta pada umumnya bernafas dengan insang. (Raharjo, 1980).


Ikan adalah kelompok vertebrata yang paling besar jumlahnya.
Ikan mendominasi kehidupan perairan diseluruh permukaan bumi. Jumlah spesies ikan yang telah berhasil dicatat adalah sekitar 21000 spesies dan diperkirakan berkembang mencapai 28000 spesies. Jumlah spesies ikan yang hidup dipermukaan bumi adalah 21.723 spesies, sementara jumlah spesies vertebrata yang ada diperkirakan sekitar 43.173 spsies(NELSON, 1984).

Para Ahli memperkirakan ada sekitar 20.000 spesies malahan ada yang menduga sampai 40.000 spesies ikan yang mendiami permukaan bumi, menurut Lagler et al (1977) persentase masing-masing kelompok dalam vertebrata sebagai berikut: Pisces (48,1%), Aves (20,7%), Reptilia (14,4%), Mammalia (10,8%) dan Amphibia (6%). Ikan merupakan salah satu organisme yang termasuk kelompok vertebrata yang beraneka ragam dan mendominasi kehidupan air di permukaan bumi.


Ikan adalah salah satu diantara organisme pada kelompok vertebrata dan yang paling besar jumlahnya. Ikan mendominasi kehidupan di air seluruh permukaan bumi. Jumlah spesies ikan yang berhasil dicatat adalah sekitar 21.000 spesies dan diperkirakan akan berkembang mencapai 28.000 spesies.
Jumlah ikan yang hidup dimuka bumi adalah 21.723 spesies (Nelson, 1984)

Nelson (1984)
memperkirakan bahwa jumlah spesies ikan yang hidup dimuka bumi ini adalah 21.723 spesies, sementara jumlah spesies vertebrata yang ada di perkirakan sekitar 43.173 spesies. Namun hal demikian harus dimaklumi bahwa penemuan spesies ikan baru terus berlangsung setiap tahun, dan jauh lebih cepat dibandingkan dengan penemuan spesies hewan lain, seperti bangsa burung atau hewan vertebrata lain (Davi dan Chounard, 1980).

Ikan merupakan makanan manusia yang paling utama sejak awal abad dari sejarah manusia.
Daging ikan banyak mengandung protein dan lemak, seperti juga pada daging-daging hewan ternak. Daging ikan mudah dicerna dibandingkan tumbuh-tumbuhan. Kadar protein dalam ikan dapat mencapai 13-20%, sedangkan 50-80% berupa air dan selebihnya lemak. Daging ikan banyak mengandung vitamin terutama hatinya. Vitamin tersebut dapat diperoleh dari plankton secara langsung maupun tidak langsung, yang menjadi makanan ikan. Mengingat bahwa ¾ dari permukaan bumi tertutup dari lautan dan banyak perairan tawar yang dihuni bermacam-macam ikan (Djuanda, 1981).

Secara teori para ahli memperkirakan ada sekitar dua puluh ribu sampai dengan empat puluh ribu spesies yang mendiami permukaan bumi ini, dan empat ribu diantaranya menghuni perairan Indonesia baik laut, payau dan perairan tawar. Jumlah spesies ikan yang tercatat di daerah Riau diperkirakan mencapai tiga ratus spesies ikan. Dari jumlah tersebut antara spesies yang satu dengan yang lainnya sudah tentu memiliki beberapa kesamaan dan identifikasi, yang pada dasarnya dapat dijadikan sebagai dasar pengklasifikasian (Manda et al, 2005).


Dalam perairan Indonesia yang sangat luas ini mengandung ± 6000 jenis ikan yang belum teridentifikasi dan ini merupakan Sumberdaya hayati perikanan yang potensial bila dikelola secara maksimal. Tanpa menggangu kelestarian sumberdaya tersebut sehingga akan memberikan sumbangan yang berarti bagi kesejahteraan masyarakat (Effendie, 1979).

Thursday, February 10, 2011

Welcome to My Page

Hello, welcome to my new page blog... Blog baru maksudnya. Tapi sekarang lebih khusus ke tulisan-tulisan mengenai lingkungan perairan, teknologi hasil perikanan, dan ilmu-ilmu kelautan. Berhubung saya mengambil studi perikanan dan ilmu kelautan ini, hehehehehe :D


Selamat bergabung yaaa...
oh yaaa blog pribadi saya juga tidak dihapus kok masih tetap saya tulis, jadi kalian bisa tetap mengunjungi blog saya.

blog 1 : astiamoy.blogspot.com
blog 2 : marinamoy.blogspot.com

terima kasiihhh :D