Tuesday, December 20, 2011

AVERTEBRATA AIR I

A. NEMERTINA/ RHYNCOCOELA

Bentuk tubuh Rhyncocoela pipih, panjang sekitar 2 cm sampai dengan 2 meter. Memiliki warna yang pucat namun ada juga yang berwarna jingga, kuning, dan bergaris-garis. Rhyncocoela juga memiliki probosis, semacam belalai yang digunakan untuk menangkap mangsa dan dapat ditarik ke dalam mulut. Rhyncocoela memiliki sistem pencernaan yang lengkap dan sistem peredaran darah tertutup. Mulut terdapat di bagian anterior dan anus di ujung posterior, namun belum memiliki jantung.

Probosis pada Rhyncocoela dapat mengelurakan racun untuk meracuni korbannya. Sebagian besar hidup di pantai. Semua jenis Rhyncocoela adalah karnivora, memakan cacing annelida dan krustasea kecil. Rhyncocoela juga mampu regenerasi. Bagian anterior yang melakukan regenerasi akan menjadi cacing utuh kembali dan bagian posteriornya mati, namun bagian belalainya juga dapat tumbuh kembali menjadi cacing utuh. Reproduksi aseksual bisa terjadi dengan fragmentasi sedangkan reproduksi seksualnya menghasilkan anak cacing pada jenis Nemertina yang habitatnya di air tawar dan berupa stadia larva pilidium pada jenis Nemertina yang habitatnya berada di perairan laut.

B. ENTOPROCTA

Nama lain Entoprocta adalah Kamptozoa. Entoprocta berasal dari kata proktos yang berarti anus. Fillum ini termasuk seksi Pseudoselomata. Pseudoselomata berisi parenkim yang seperti agar dan meluas samapi ke tentakel. Bentuk tubuh Entoprocta seperti mangkuk yang disebut calyx dan dikelilingi oleh tentakel bersilia, bertangkai dan menempel pada organisme air.

Habitat Entoprocta berada di air laut dan hanya Urnatella gracilis yang berada di air tawar, dan hidup di bawah batu pada aliran sungai. Ukuran Entoprocta sekitar 5 mm. Biasanya hidup soliter atau berkoloni yang terdiri dari beberapa zooid. Entoprocta tergolong sebagai hewan filter feeder, memakan plankton kecil, atau partikel-partikel organik.

Reproduksi aseksual Entoprocta adalah melakukan pertunasan (budding) dan kebanyakan Entoprocta bersifat hermafrodit, dan telur dibuahi dalam ovarium pada reproduksi seksual. Telur yang menetas berupa larva trochophore.

Entoprocta memiliki simetri tubuh bilateral, yang terdiri dari calyx dan tangkai. Saluran pencernaannya berbentuk huruf U. Tidak memiliki sistem peredaran dan sistem pernafasan. Sistem ekskresi berupa protonephridia. Entoprocta terbagi menjadi tiga famili, diantaranya adalah famili Loxosomatidae, famili Pedicellinidae, dan famili Urnatellidae yang habitatnya berada di perairan tawar.

C. KINORHYNCHA

Kinorhyncha berasal dari kata rhynchos yang berarti paruh atau hidung, dan kinetikos yang berarti bergerak. Tubuh Kinorhyncha ditutupi oleh kutikula yang terbagi menjadi ruas-ruas yang jelas. Ruas yang pertama adalah kepala, dan mulut, ruas kedua adalah ruas leher dan yang ketiga adalah ruas badan beserta sebelas ruas lainnya.

Habitat Kinorhyncha di permukaan lumpur atau pasir laut. Saluran pencernaannya bagian depan dilapisi kutikula, memiliki pharynx penghisap yang terbentuk dari lapisan epitel berotot dan tidak berotot. Esofagus pendek berhubungan dengan saluran pencernaan bagian tengah. Sistem ekskresi berupa protonephridia dan sistem syarafnya berupa sistem ganglion tangga tali.

Klasifikasi Kinorhyncha adalah ordo Hemalorhagida yang kepala dan lehernya retraktil, dan ordo Cylorhagida yang hanya lingkar kepalanya yang retraktil.

D. GASTRORICHA

Fillum Gastroricha memiliki simetri tubuh bilateral, tubuh langsing seperti botol, tubuhnya tertutup oleh kutikula, dan sering berbentuk sisik atau duri. Saluran pencernaannya lengkap dan sistem ekskresi berupa protonephridia yang sepasang. Reproduksi melalui cara parthenogenesis dan biasanya bersifat hermafrodit.

Bagian tubuh anterior terdapat sepasang protonephridia dan bagian posterior bercabang dua dilengkapi organ penempel. Organ penempel berbentuk tabung berjumlah banyak terdapat di kepala, sepanjang sisi tubuh, dan ujung posterior. Tabung penempel digunakan untuk menempel sementara pada substrat.

Fillum Gastroricha terbagi menjadi kelas Macrodasyoidea yang memiliki tabung perekat di bagian anterior, lateral, dan posterior, sedangkan kelas Chaetonotoidea tabung perekatnya hanya terletak di ekor.

E. NEMATODA

Nematoda disebut sebagai cacing gelang. Tubuhnya tertutup oleh lapisan kutikula. Nematoda hidup bebas, baik di air laut, payau, maupun tawar. Bentuk tubuh Nematoda panjang, langsing, dan di bagian anteriornya daerah mulut merupakan simetri radial atau biradial. Mulut di bagian anterior terdapat 3 sampai dengan 6 bibir, papilla, dan setae. Sistem pernafasan dan sistem peredaran darah tidak ada. Sistem syaraf pada Nematoda mengelilingi esophagus. Sistem ekskresi berupa sistem kelenjar tanpa saluran. Sebagian besar Nematoda bersifat karnivora, dan ada juga yang bersifat deposit feeder. Sistem reproduksinya kebanyakan sistem rumah dua. Contoh cacing dari fillum Nematoda adalah Ascaris lumbricoides yang berada pada usus manusia, dan Entrobius vermicularis yaitu cacing kremi yang terdapat pada anak kecil.

F. BRYOZOA

Bryozoa berasal dari kata bryon yang berarti lumut, dan zoon yang berarti hewan. Bryozoa berupa koloni hewan kecil-kecil yang menyerupai lumut berbulu. Bryozoa sendiri lebih dikenal dengan nama lain Ectoprocta, yang berasal dari kata ektos yang berarti di luar, dan proctos, yang berarti anus. Jadi Bryozoa merupakan kelompok hewan yang memiliki anus di bagian luar lophophore. Lophophore adalah lipatan dinding tubuh yang mengelilingi mulut, dan mengandung tentakel bercilia. Bryozoa adalah hewan yang berkoloni dan sessile. Tiap individu terbungkus oleh zooecium yaitu selubung dari khitin atau lapisan tebal kalsium karbonat yang tertutup khitin.

Saluran pencernaan Bryozoa lengkap membentuk huruf U dan mulut yang dikelilingi oleh lophophore. Selom atau rongga tubuh tumbuh dengan sempurna, sedangkan sistem peredaran darah dan sistem ekskresi tidak ada. Reproduksi terjadi secara aseksual dan seksual. Biasanya hermafrodit dan gonad terbentuk dari peritoneum, telur dierami dalam ovicell. Reproduksi aseksual menghasilkan statoblast.

Fillum Bryozoa terbagi menjadi tiga kelas, yaitu kelas Phylactolaemata, yang memiliki lophophore berbentuk tapal kuda, mempunyai epistome, dinding tubuh berotot, dan menghasilkan statoblast. Contohnya adalah ordo Plumatellina. Kelas yang kedua yaitu kelas Gymnolaemata yang memiliki lophophore berbentuk lingkaran, tidak mempunyai epistome, dinding tubuhnya tidak berotot, dan bersifat koloni polimorfik. Kelas yang ketiga adalah kelas Stenolaemata, yang memiliki bentuk zooecium seperti tabung.

G. ECHIURA

Bentuk tubuh Echiura adalah bulat panjang dan mempunyai probosis seperti sendok namun tidak dapat ditarik ke dalam badannya. Permukaan tubuhnya halus atau ditutupi kutil-kutil yang tersusun melingkar atau tidak beraturan. Sebagian besar Echiura memakan detritus yang masuk terperangkap oleh lendir di bagian dalam probosis. Hasil reproduksi seksual Echiura berupa telur yang menetas menjadi larva trocophore yang berenang bebas sebagai meroplankton kemudian turun ke dasar laut dan tumbuh menjadi Echiura muda yang hidup sebagai benthos.

H. BRACHIOPODA

Bentuk tubuh Brachiopoda seperti Pelecypoda, memilki dua cangkang, namun cangkang Brachiopoda terdiri atas keping dorsal yang lebih kecil dibanding dengan keping ventral. Brachiopoda semuanya hidup di perairan laut, soliter, dan biasanya menempel atau pada benda padat lainnya. Di dalam cangkang terdapat lophophore yang berfungsi untuk mendapatkan makanan. Bentuk lophophore seperti dua tangan yang panjang, menggulung, dan mengandung deretan tentakel yang alurnya menuju mulut.

Sistem peredaran darah Brachiopoda adalah sistem terbuka. Alat ekskresi berupa sepasang atau dua pasang nephridia. Ssitem syaraf terdiri atas cincin syaraf ganglia di sekita esophagus.

Reproduksi seksual umumnya diecious, gonad biasanya 4 buah kelompok gamet yang dihasilkan dalam peritoneum dan setelah menetas telur menjadi larva. Larva inarticulata bentuknya mirip brachiopod dewasa dan tidak mengalami metamorfosa, bentuk dan ukuran kedua keping cangkang hampir sama, tidak mempunyai engsel atau hinge, kedua keping cangkang hanya dihubungkan dengan otot. Saluran pencernaan inarticulata lengkap dan mempunyai anus. Larva articulata sebagai meroplankton selama 24 jam sampai 30 jam kemudian turun ke substrat, mengalami metamorfosa menjadi bentuk yang dewasa. Bentuk dan ukuran kedua keping cangkang Articulata tidak sama, kedua keping cangkang dihubungkan oleh otot dan engsel pada bagian posterior. Cangkang terdiri dari kalsium karbonat dalam bentuk Kristal kalsit. Saluran pencernaan tidak lengkap, tidak mempunyai anus, pedicle pendek dan lentur sehingga hewan dapat bergerak ke kiri dan ke kanan juga memutar.

1 comment: